nahdloh.com~ Tasikmalaya, Ikatan keluarga lintas harmonis lintas alumni Sukahideng (IKHLAS) menggelar silaturahmi alumni, Senin pagi (4/11), di Aula Gedung Kantor MUI Kab. Tasikmalaya. Jl. KH. Ruhiyat no 56 A Cipakat Singaparna.
KH. Ii Abdul Basith, dalam pesannya beliau menekankan Amar ma’ruf nahi mungkar tetapi harus berdasarkan ilmu.
“Pribadi pribadi pun bebas melakukan Amar ma’ruf nahi mungkar tetapi harus berdasarkan ilmu,” tuturnya
Terkait Ilmu, beliau menjelaskan akan bisa dimiliki oleh hal yang sangat kunci, yaitu ambisi dan kebencian yang terkendali. “ilmu apapun, sebanyak apapun, tidak akan pernah berkembang kalau ambisi dan kebenciannya tidak terkendali,” ungkap pengasuh ponpes Sukahideng itu.
Jika hati sudah dikuasai kebencian, maka akalnya tidak bisa menguasai hati, lanjutnya
Menurutnya, ada tiga hal yang memperebutkan hati, yaitu akal, kebencian dan ambisi. Pun, ambisi dan kebencian jangan dihilangkan tapi dikendalikan. Jadi akal yang menguasai singgasana hati, sehingga ambisi dan kebencian itu menjadi budaknya akal. Namun, jika ambisi dan kebencian menguasai singgasana hati maka akalnya yang akan diperbudak, seolah berakal pedahal didasari atas kebencian.
Pentingnya Ilmu dalam beramar ma’ruf, Kyai Ii menjelaskan bahwa dalam menegakkan Amar ma’ruf nahi mungkar haruslah Ulul albab. Tidak akan tergugah hatinya kecuali Ulul albab, dan yang memiliki akal bukan berarti yang IQ nya tinggi.
Afala ta’qilun, afala tatafakkarun sering dilupakan, terang beliau. Salah jika ada yang mengatakan “tidak perlu menggunakan akal untuk menjalankan syariat..,”. Perlu diingat!, menurutnya, ambisi bisa terkendali oleh akal, kebencian terkendali oleh akal, dan yang bisa membaca syariat adalah akal.
KH.Ii Abd. Basith mengatakan agar semua belajar untuk mengendalikan ambisi dan rasa benci oleh ilmunya. “Kita harus belajar mengendalikan ambisi dan kebencian dengan nilai-nilai yang kita ketahui, yaitu ilmu. Sumber ilmu itu adalah akal bukanlah kebencian dan ambisi.” pesan beliau
Lebih lugas, beliau berujar, “saya bisa katakan bahwa sumber malapetaka dalam kehidupan adalah ambisi dan kebencian yang tidak terkendali, yang tidak dibimbing oleh panduan ilmu.
Dalam silaturahmi tersebut, selain membahas peran strategis alumni, juga sekaligus sosialisasi undang undang no 18 tahun 2019 tentang pesantren. (cp)
Tags:
No Responses